BERITABANJARMASIN.COM - Tak banyak orang mengetahui, Kalsel memiliki destinasi wisata baru yang dikenal dengan Pulau Burung. Tertarik menelisik lebih jauh, kumpulan mahasiswa asal Banjarmasin mengeksplore wilayah itu.
DEMA UIN Antasari Banjarmasin Kabinet Candradimuka baru saja menyelesaikan kegiatan Antasari Mengabdi sejak 12-20 Januari 2020. Kegiatan ini dianggap bentuk pengabdian diri untuk menjadi bagian dalam pengembangan desa khususnya di Pulau Burung.
Pulau Panjang atau yang sering dikenal dengan sebutan Pulau Burung merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu.
Desa ini bisa ditempuh sekitar lima jam dari Ibukota Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin. Setelah sampai di pusat kota Tanah Bumbu, perlu waktu 15 menit untuk dapat menempuh ke Desa Pulau Burung menggunakan kapal penyeberangan.
Pulau ini merupakan sebuah perkampungan yang berpenduduk sekitar 300 jiwa dan terdiri dari 87 KK, luas wilayah Pulau Burung 545 hektare yang sebagian besar dikelilingi hutan mangrove (bakau).
Dulunya pulau ini merupakan sebuah perkampungan biasa yang tidak banyak orang mengetahuinya tetapi setelah ditata dengan baik sejak kurun waktu sekitar dua tahun, pulau ini mendadak menjadi alternatif destinasi wisata lokal di Kalsel.
Ketua DEMA UIN Antasari, Muhammad Rizali mengungkapkan dari apa yang dilihat disana ia yakin kedepan Pulau Burung ini bisa menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi sebagai alternatif liburan.
Di sisi lain, karena banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di sana, mulai dari kawasan hutan mangrove hingga terbentangnya gazebo di pesisir yang membuat mata dapat menikmati terbit tenggelamnya matahari di Desa Pulau Burung. "Selain itu, jika beruntung kita akan bisa bertemu dengan spesies binatang langka Kalimantan, Bekantan," terangnya kepada BeritaBanjarmasin.com
Selama sembilan hari di sana, berbagai program kerja mereka lakukan seperti pembuatan plang besar Pulau Burung, Lorong Antasari, Gerbang Candradimuka, Taman Insan Cita yang dominan bersumber dari bahan baku bambu dan rotan serta pembuatan pot bunga dari limbah plastik sampah. Dalam kegiatan ini jumlah peserta yang mengabdi sebanyak 30 orang.
Selain itu mereka juga membuat layang-layang dan mainan anak-anak yang merupakan bagian dari program ekonomi kreatif, pembuatan plang mesjid, plang toilet dan plang wisata mangrove.
Disamping itu juga digelar sosialisasi tentang asuransi nelayan bersama OJK dan Jasindo, dengar pendapat bersama Dinas Pariwisata Tanah Bumbu dan masih banyak program kerja rutin lainnya seperti mengajar, bersosial dan lain sebagainya. (maya/sip)
Posting Komentar